Gadjah Mada Flying Object Research Center atau yang biasa akrab dikenal dengan GAMAFORCE kembali tampil dalam Kontes Robot Terbang Indonesia yang diprakarsai oleh Kemenristek Dikti. KRTI pada tahun 2017 ini diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh November. Acara berlangsung pada tanggal 16-21 Oktober 2017 dan bertempat di Lapangan Terbang Aeromodelling, Detasemen TNI AU Raci, Pasuruan.

Tim GAMAFORCE yang memiliki motto “Jagat Saksana Dirga” ini berhasil menampilkan penampilan terbaiknya di langit Raci, Pasuruan dan meraih beberapa predikat juara, antara lain:

  1. Kategori Fixed Wing : Juara 1 (Fiachra Aeromapper)
  2. Kategori Racing Plane : Juara 1 (Rasayana)
  3. Kategori Technology Development : Juara 1 (Khageswara)
  4. Kategori Vertical Take Off Landing: Juara 2 (Gadjah Mada Fighting Copter)
  5. Design Terbaik (Gadjah Mada Fighting Copter)
  6. Kategori Design Piala Bergilir: Juara 1 (Project Team Media)
  7. JUARA UMUM : GAMAFORCE UGM

Kemenangan ini merupakan hasil perjuangan tim yang persiapannya sudah dilakukan selama 1(satu) tahun dari segi teknis maupun non-teknis. Elius Salmon selaku ketua mekanis GAMAFORCE UGM mengutarakan bahwa Tim GAMAFORCE telah melakukan plotting divisi bagi para anggotanya dari awal, sehingga tahun ini persiapan tim bisa dibilang lebih matang dari pada tahun-tahun sebelumnya.

Tim GAMAFORCE yang dari segi mekanis lebih mengkolaborasikan antara anggota tim dari jurusan Teknik Mesin SV yang fokus pada manufaktur dan Teknik Mesin S1 yang lebih fokus pada desain pesawat ini, masih menggunakan formula yang sama, hanya saja inovasi yang digunakan berbeda dari tahun sebelumnya. Divisi Fixed Wing (Fiachra Aeromapper) desain yang dulu berupa flywing, kali ini desainnya dibuat menyerupai pesawat konvensional agar streamline yang terbentuk lebih mulus dan endurancenya meningkat. Inovasi pada divisi Racing Plane (Rasayana) yaitu membuat pesawat yang lebih ramping dengan tujuan agar dapat mencapai top speed yang maksimal. Divisi Technology Development (Khageswara) yang terdiri dari sekitar 20 orang ini, senantiasa mengembangkan teknologi Flight Controller tiap tahunnya. Dan pada divisi VTOL (GMFC) yang tahun ini diberi misi untuk adu strategi drop payload berhasil mencapai kejayaannya dengan meraih 2(dua) predikat penghargaan.

Dibalik semua keberhasilan Tim GAMAFORCE tahun ini, banyak tantangan rintangan yang arus dihadapi. Racing Plane (Rasayana) sempat mengalami crash  karena kondisi lapangan dan cuaca yang kurang mendukung, bahkan tidak jarang terjadi pusaran angin di area perlombaan, namun hal ini tidak dapat menghalangi semangat dan usaha tim. GAMAFORCE kembali bangkit dan berusaha untuk lebih fokus serta waspada akan segala kemungkinan yang akan terjadi selama perlombaan berlangsung.

Eksistensi, teknologi, dan kemampuan terbang tim GAMAFORCE sudah tidak perlu diragukan lagi, inovasi dan riset pun terus dikembangkan demi menunjang kebutuhan wahana dan misinya. “Saingannya sebenarnya berat, banyak tim dari perguruan tinggi lain yang sudah menggunakan teknologi yang lebih maju, tapi Tim GAMAFORCE punya strategi yang bagus.” ucap Elius Salmon.

Tim GAMAFORCE berhasil menyatukan anggotanya yang terdiri dari jurusan dan latar belakang yang berbeda-beda sehingga terbentuklah tim yang luar biasa, hal ini terbukti dari predikat JUARA UMUM yang telah diraih selama 3(tiga) tahun berturut-turut dan tentu saja tidak lepas dari kerja keras anggotanya.

(Kyla Alcia / Propulsi 2017)

Leave a Reply

Your email address will not be published.