Akhir-akhir ini sedang ramai dibahas tentang pemilihan ketua baru dari suatu organisasi, entah itu BEM, Senat, Keluarga Mahasiswa, ataupun Himpunan Mahasiswa. Sebenarnya apa saja kriteria ketua yang harus dipilih? Lalu bolehkah kita golput? Bagaimana dengan kandidat yang mana tidak sepenuhnya kita belum terlalu kenal? Apakah kita harus tetap memilih?

Pergantian pemimpin dalam suatu organisasi atau suatu forum memang menjadi hal yang wajar dan harus terjadi. Negara kita menganut sistem demokrasi yang mana setiap anggota berhak untuk memilih dan dipilih sebagai pemimpin. Kriteria pemimpin yang baik adalah hal yang sangat relatif bagi setiap orang. Kriteria yang umum bagi seorang pemimpin yakni jujur, adil, bertanggung jawab, dapat dipercaya, dan yang terpenting yakni tahu apa yang harus dilakukan untuk membawa oraganisasinya lebih baik dari periode sebelumnya.

Akan tetapi sebagian orang yang akan memilih sering kali terlintas dalam benak mereka akan keragu-raguan kualitas pemimpin mereka saat mereka telah menjabat, sehingga memunculkan keinginan akan golput atau dengan kata lain tidak memilih salah satu kandidat yang telah ditetapkan. Sebenarnya itu juga merupakan hak dari setiap individu tetapi tindakan tersebut tidak memberi solusi untuk kemajuan suatu organisasi yang sedang mencari pemimpin baru selanjutnya. Tindakan golput justru akan merugikan si calon pemilih karena secara tidak langsung membiarkan organisasinya terbengkalai akan pemimpin yang seharusnya membawa perubahan yang lebih baik bagi organisasinya. Dalam memilih pun tidak bisa asal-asalan. Perlu menimbang beberapa kriteria dari para kandidat. Di sinilah pemilih dituntut untuk bijak, tidak hanya asal dalam memilih karena ini sama saja dengan golput, yang mana nantinya bakal merugikan organisasi itu sendiri.

Sebelum dimulainya proses pemilihan biasanya masing-masing kandidat dipersilahkan untuk memaparkan dirinya atau dengan kata lain kampanye. Mulai dari visi misi, program kerja, sampai inovasi-inovasi baru untuk organisasi yang kelak dipimpinnya. Itu dilakukan untuk memperkenalkan dirinya ke pemilih sekaligus menarik pemilih untuk memilih dirinya. Ini merupakan kesempatan emas bagi pemilih untuk mengajukan berbagai pertanyaan mengenai permasalahan yang nantinya bakal dihadapi si calon pemimpin sekaligus ajang untuk mengenal seberapa jauh kandidat tersebut layak menjadi pemimpin selanjutnya.

Regenerasi pemimpin dalam suatu organisasi adalah hal yang sangat wajar. Setiap pemilih diharapkan dapat memilih kandidat yang sesuai dengan kriteria yang diperlukan, tidak hanya asal dalam memilih tetapi harus mempertimbangkan kualitas pemimpin yang dipilih, tidak hanya ikut-ikutan tetapi harus tahu apa yang bisa dipertanggungjawabkan, tidak hanya bisa golput tetapi harus menjadi pemilih yang bijaksana dari luput.

Sumber Gambar : http://boomee.co/politics/jari-ungu-di-linimasa-pada-pileg-2014/

(Syifa Nur Wakhidah/Propulsi 2017)