Hidup di zaman modern menuntut manusianya untuk selalu bergerak. Bergerak disini berarti bahwa situasi menuntut untuk aktif dan selalu berinisiatif, khususnya bagi pemuda. Banyak orang meyakini bahwa pemuda adalah seorang agent of change. Banyak harapan besar yang disematkan pada para pemuda, khususnya kaum terpelajar yaitu mahasiswa.

Dalam skala yang lebih besar, era globalisasi menciptakan adanya kompetisi diantara bangsa-bangsa di dunia. Suatu kondisi yang kompetitif ini membawa masing-masing bangsa untuk terus berlomba menjadi yang terbaik dalam hal apa saja. Kenyataan yang ada ini dapat menjadi suatu hal yang positif atau justru menjadi boomerang yang siap menyerang kapan saja. Untuk itu, banyak hal yang harus dipersiapkan oleh bangsa Indonesia agar mampu bertahan dalam medan perang ini, dan pemuda adalah ujung tombaknya.

Analogi pemuda sebagai ujung tombak sebuah bangsa harus diyakini oleh masing-masing individu yang ada. Apa saja tanggung jawab yang harus dilakukan dan bagaimana mencapainya. Dalam praktiknya, mari mengambil contoh dari kalangan akademis. Seorang mahasiswa memiliki tanggung jawab yang besar sebagai agent of change. Ia dianggap sebagai pembawa perubahan di kalangan masyarakat yang nantinya akan memberi pengaruh jangka panjang.

Mengutip perkataan Bapak Proklamator kita Ir. Soekarno dalam salah satu pidato beliau, “Perkara kamu mencapai atau tidaknya cita-cita yang setinggi bintang di langit itu tergantung daripada usahamu sendiri, tetapi lebih dahulu cita-citamu harus setinggi bintang di langit.”

Semua aksi diawali dari mimpi. Mimpi adalah sebuah batu loncatan yang menjadi sugesti untuk memulai suatu hal. Setiap mimpi harus diyakini bahwa ia harus mampu tercapai. Lalu timbullah suatu niat untuk merealisasikannya. Niat yang kuat dibutuhkan untuk menjadi seorang pemuda yang dinamis. Keinginan untuk menciptakan perubahan harus timbul dari dalam diri masing-masing individu. Niat harus timbul sebagai sebuah kesadaran diri sendiri akan kebutuhan untuk menjadi lebih baik. Setelah timbul adanya niat untuk membawa perubahan, perlu sebuah tekad yang kuat. Tekad dapat dianalogikan sebagai penggerak dari suatu sistem. Dengan memiliki mimpi, niat, serta tekad sebagai pondasi utama, maka suatu perubahan dapat terjadi.

Ketiga pondasi yang telah disebutkan diatas harus mampu berharmonisasi dengan identitas setiap individunya. Sebagai seorang pemuda yang tumbuh di lingkungan terpelajar, yaitu mahasiswa, kewajiban utama adalah menerapkan ilmu yang telah didapatkan dengan didasari oleh pondasi-pondasi tersebut. Identitas masing-masing individu harus mampu berfungsi dengan baik dalam menciptakan perubahan. Identitas disini dapat diartikan sebagai keahlian yang dimiliki sesuai bidangnya masing-masing.

Adalah benar adanya bahwa sebuah bangsa dapat dinilai dari kondisi para pemudanya. Maka dari itu, seorang pemuda harus mampu hidup secara sadar. Sadar akan tanggungjawabnya serta sadar akan identitasnya sebagai pembawa perubahan.

 

Sumber gambar : https://www.futuready.com/artikel/family/makna-hari-sumpah-pemuda-bagi-pemuda-indonesia/

(YTA/Propulsi 2017)

Leave a Reply

Your email address will not be published.