Flyvover Janti adalah jalan yang menghubungkan Jl Gedongkuning dengan Jl Laksda Adisucipto dan Jl Solo Yogyakarta. Jika masyarakat ingin melewati daerah itu terdapat 2 pilihan yaitu melewati flyover Janti atau jalan di bawah flyover Janti. Sudah lebih dari setengah bulan semenjak penutupan jalan di bawah flyover Janti oleh PT KAI menimbulkan beragam pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Mayoritas masyarakat sekitar memprotes keputusan pemerintah Yogyakarta untuk menutup akses jalan di bawah flyover Janti. Banyak dari masyarakat menilai  keputusan ini justru merugikan mereka dan minim sosialisasi. Kerugian ini meliputi susahnya akses masyarakat dari Jl Gedongkuning menuju Jl Laksda Adisucipto atau Jl Solo Yogyakarta dan sebaliknya. Dengan adanya keputusan ini membuat masyarakat mau tidak mau harus melewati flyover Janti untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Melihat adanya gelombang protes dari masyarakat, Direktur Keselamatan Perkeretaapian Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Edi Nursalam menepis protes tersebut dengan mengatakan bahwa keputusan ini diambil untuk keselematan masyarakat. Dilansir dari Tribunnews Jogja, Edi Nursalam menambahkan bahwa penutupan ini bertujuan untuk mengurangi kasus kecelakaan masyarakat tertabrak kereta api. Edi Nursalam meminta masyarakat ikut mendukung keputusan ini agar tercipta keselamatan bersama.

Namun, beberapa kejadian baru-baru ini seolah mengatakan bahwa pemerintah Yogyakarta harus kembali memikirkan secara baik-baik kebijakan ini. Setiap kebijakan yang diambil adalah keputusan terbaik menurut pemerintah, namun perlu adanya kompensasi atas kebijakan tersebut jika terlihat  merugikan masyarakat. Banyak masyarakat kecil terutama dari pedagang bakso, mie ayam keliling yang menggunakan gerobak harus melewati jalan flyover Janti. Tentu hal ini sangat melelahkan apalagi jika penjual keliling tersebut sudah berusia lanjut. Hal ini belum ditambah dengan bahaya jika melewati jalan flyover Janti bagi  penjual keliling. Menurut warga sekitar, sebenarnya ada jalan alternatif lain, namun jalan itu sangat jauh,sehingga banyak penjual keliling memutuskan melewati flyover Janti. Selain itu pedagang di bawah flyover Janti juga mengeluhkan ketakutan jika kehilangan konsumen atas kebijakan ini.

Sebagai pemangku kebijakan di Daerah Istimewa Yogyakarta, pemerintah harus segera mengambil tindakan atas beragam masalah yang ditimbulkan. Pemerintah juga jangan sampai lupa bahwa pemerintah ada untuk rakyatnya. Perlu adanya sosialiasi secara intensif jika terdapat perubahan kebijakan lagi. Sehingga nantinya bakal ada sinergi kuat antara masyarakat dan pemerintah.

 

Referensi : http://jogja.tribunnews.com/2017/10/31/penutupan-jalan-bawah-flyover-janti-demi-keselamatan-bersama

-M.Miftahul Azhar/Propulsi 2017