Manusia selalu berubah sepanjang waktunya yang mana menjadikan perubahan pada setiap individu menjadi sesuatu yang lumrah pada kehidupan. Lingkungan, keluarga, atau pendidikan merupakan hal yang dapat merubah seseorang menjadi sesuatu yang berbeda ataupun terlahir kembali menjadi individu yang baru. Namun suatu hal yang mengganggu penulis adalah ketika suatu perubahan membuat seorang individu kehilangan apa yang kita namakan identitas atau singkatnya krisis identitas.

Identitas adalah suatu hal yang dimiliki masing-masing individu. Nama, tempat tinggal, hobi ataupun orangtua adalah identitas masing-masing individu. Identitas bukanlah hal yang stagnan karena pada dasarnya akan ada perubahan kesukaan / hobi, tempat tinggal ataupun ukuran baju. Hal yang ada diluar kitalah yang memaksa kita untuk merubah identitas kita. Namun, identitas juga merupakan apa yang mendefinisikan kita, seperti nama dan orangtua  yang merupakan identitas asli kita. Lantas jika identitas seperti nama dan orangtua berubah, bagaimana menurut anda ? Apakah anda masih mengenali diri anda ? Maksud penulis adalah menganalogikannya dengan perubahan identitas “sifat asli” masing-masing individu akibat tekanan dan benturan yang begitu keras dari zaman ini.

Pernahkah anda melihat teman anda yang sebelumnya jujur menjadi pembohong ketika bergaul dengan pembohong? Atau mungkin anda merasa diri anda bukanlah diri anda sebelumnya ? Di antara banyak faktor perubahan karakter masing-masing individu, lingkungan merupakan yang paling dominan dalam merubah seseorang. Lingkungan melingkupi teman, sekolah, rekan kerja, dll.

Ketika seseorang menginjak ke suatu lingkungan baru, terbesit bisikan pada individu tersebut yakni “Apakah aku harus merubah diriku agar menjadi bagian dalam lingkungan baru ini atau tetap menjadi seperti ini dengan resiko mungkin aku tidak diakui di lingkungan baru ini ?”. Hal tersebutlah yang merubah identitas dari masing-masing individu karena perasaan takut tidak mampu beradaptasi pada lingkungan baru. Menurut pribadi penulis, perubahan pada lingkungan baru merupakan hal yang wajar, karena kita perlu beradaptasi dengan lingkungan baru ini. Seperti yang dijelaskan penulis tadi, identitas seperti hobi ataupun tempat tinggal masih dapat berubah namun identitas seperti nama dan orangtua adalah hal yang tidak mungkin kita ubah, jikapun kita ubah 2 hal tersebut akan terbentuk suatu kekacauan pada diri kita. Maksudnya, perubahan adalah hal yang sangat baik bagi kita, namun jika perubahan itu mengubah identitas asli (sifat asli) kita (analogis dengan nama dan orangtua), maka kita akan kehilangan identitas asli kita dan terombang-ambing pada lingkungan baru tanpa suatu pondasi yang kuat. Sehingga diperlukan suatu pondasi yang kuat seperti memfilter apa yang akan kita terima pada lingkungan ini. Jika apa yang kita terima positif, maka dapat kita terima. Namun jika apa yang kita terima tidak positif, maka perlu dikaji lagi apakah hal tersebut patut kita terima.

(Azh/Propulsi 2017)

Leave a Reply

Your email address will not be published.